sebaik baik kita bertemu, akan lebih baik
jika setia menjadi teman pendampingnya
|
perkenankan aku merangkai syair kelana ini
menjadi mahligai, memujamu
|
ingin kutebas jarak ini dan menggapaimu
seketika
|
Luka perpisahan ini hanya
bernanah sementara. kedepannya kuyakin kecupmu membuatnya mengeluarkan
madu
|
kuperjuangkan rindu, hingga mencapai titik
kulminasi yg bernama temu, denganmu
|
Kuharap kau tak menjadi riwayat, dalam kisah
yang kusebut kiamat. Dan berlalulah hasrat, dalam cinta yang sesat; sesaat.
|
pada malam yg mengapungkan perpisahan itu,
kuharap kau dan aku kembali bertemu di bab berikutnya
|
bibir ini selalu merindu kutubnya yg ada di
sebarang lautan, bibirmu
|
aku hanya ingin berdiam di hatimu,
selamanya! titik!
|
meski jarak lautan memisahkan, asmara kita
menggebu dalam satu penantian, bertemu di pelaminan
|
Sepi meminang malamku. membakar diamku.
jangan kautambahkan bara diammu disana. bisa mati beku aku!
|
Jika menunggumu adalah takdirku, biarlah
kugenapi dengan cinta yg hanya mengenal kesetiaan
|
dalam jauhmu yg teramat sangat, kutitipkan
peluk dan kecup pada bintang gurun angkasa. biarlah ia yg membacanya dan
memelukmu untukku
|
puisi ini, biarpun singkat umurnya, akan
selalu kau kenang sebagai yg terindah, karena bekas bibirku tertera disana
|
tunggulah aku sayang, dalam perpisahan yg
terindah kelak, khusnul khotimah!
|
Duka yg berlinang di pelukan kita,
kelak akan terbayar dengan suka yg menggenang di setiap pertemuan
|
kubiarkan rindumu berkelana ke banyak nama,
tapi di ujung jalan itu, yg kau lihat cuma aku semata..!!
Referensi : Kata Mutiara Bijaksana
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon