PERANAN GAYA BAHASA DALAM PUISI

PERANAN GAYA BAHASA DALAM PUISI


Disusun Oleh

Nama                           : Kristia Ningsih                   
NPM                            : 2012063                                 
Kelas                           : III B
Mata Kuliah                : Seminar Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu        : Dra. Nur Nisai Muslihah,M.Pd.


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat serta nikmat-Nya yang berupa kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Puisi merupakan karya sastra yang sangat indah dengan gaya bahasa yang  menarik. Adapun judul makalah ini adalah “Peranan Gaya Bahasa dalam Puisi” tepat waktu dengan berpedoman pada berbagai literatur.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu terselesainya makalah ini, terutama kepada ibu Dra. Nur Nisai Muslihah, M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah seminar bahasa indonesia.  Akhirnya saran dan kritik pembaca sangat penulis harapkan untuk mewujutkan kesempurnaan dari makalah ini.


                                                                                                       Tugumulyo, 19 November 2015
                               Penulis

                               Kristia Ningsih
                              NPM: 2012063

DAFTAR ISI


COVER........................................................................................................     i
KATA PENGANTAR................................................................................       ii
DAFTAR ISI...............................................................................................     iii

BAB I PENDAHULUAN 
   A.      Latar Belakang...................................................................................................1
   B.      Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
   C.      Tujuan dan Manfaat........................................................................... ................3 
   D.      Prosedur Pemecahan Masalah........................................................... .................4

BAB II PEMBAHASAN
   A.       Pengertian Puisi................................................................................................. 4
   B.      Macam-macam Puisi.......................................................................... ................5
   C.      Pengertian Gaya Bahasa..................................................................... ................5  
   D.      Jenis-jenis gaya bahasa........................................................................................6
   E.       Peranan gayabahasa dalam puisi ........................................................................14

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
   A.      Kesimpulan........................................................................................................16
   B.      Saran................................................................................................. ...............16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17

 BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif. Sastra adalah penggunaan bahasa yang indah, yang berguna menandakan hal-hal lain (Taum, 1997:13). Secara umum karya sastra dibagi menjadi tiga jenis, yaitu prosa,drama dan puisi.
Menulis puisi merupakan suatu kegiatan seorang “intelektual”, yakni kegiatan yang menuntut seorang harus benar-benar cerdas, harus benar-benar menguasai bahasa, luas wawasannya, sekaligus peka perasaannya. Pradopo (2007:314)
berpendapat bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi tidak langsung. Puisi juga merupakan ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, ataupun narasi (cerita, penceritaan). Dalam kegiatan mengekspresikan karya sastra, selain memahami isi dan bentuk, juga harus sampai pada menanggapi peristiwa dan pelaku secara emotif dan merasakan serta menemukan keindahan bahasa pengarang. Salah satu cara pengarang mengekspresikan keindahan karangannya yaitu dengan gaya bahasa.
Terdapat empat macam jenis kelompok gaya bahasa yaitu: (1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa penegasan, (3) gaya bahasa pertentangan, dan (4) gaya bahasa sindiran. gaya bahasa perbandingan adalah gaya bahasa yang bertujuan untuk membandingkan, yang termasuk majas ini diantaranya metafora, litotes, hiperbola, alusio, dan sebagainya. gaya bahasa penegasan adalah gaya bahasa yang betujuan untuk menegaskan sesuatu, yang termasuk gaya bahasa ini diantaranya adalah antiklimaks, anaphora, koreksio, dan sebagainya. gaya bahasa pertentangan adalah gaya bahasa yang bertujuan untuk mempertentangkan sesuatu, yang termasuk gaya bahasa ini diantaranya paradoks, antithesis, okupasi, dan sebagainya. gaya bahasa sindiran adalah gaya bahasa yang bertujan untuk menyindir, yang termasuk majas ini diantaranya ironi, sinisme, dan sarkasme.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah :
1.      Apakah pengertian sastra ?
2.      Apasajakah macam-macam ?
3.      Apakah yang dimaksud dengan gaya bahasa?
4.      Apa saja jenis-jenis gaya bahasa ?
5.      Bagaimana peranan gaya bahasa dalam puisi ?

C.       Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas makalah ini bertujuan untuk :
1.      Mengetahui pegertian puisi
2. Mengetahui macam-macam bentuk puisi,
3. Mengetahui pengertian gaya bahasa,
4. Mengetahui jenis-jenis gaya bahasa,
5. Mengetahui peranan gaya bahasa dalam puisi.

D.      Prosedur Pemecahan Masalah
Untuk menjawab permasalah yang timbul, maka penulis mengunakan metode studi pustaka dari berbagai sumber buku yang ditulis oleh para penulis  terbaik, mengenai sastra puisi dan gaya bahasa yang digunakan oleh para penyair untuk memperindah karyanya.

                                                                     BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Puisi
Menurut Waluyo (2005:1) Pengertian puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata betul-betul dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan. Kata-kata yang digunakan berima dan memiliki makna konotatif atau bergaya figuratif. Sedangkan Pradopo (2007:314) Berpendapat bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi tidak langsung. Puisi juga merupakan ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, ataupun narasi (cerita, penceritaan).
Setelah kita baca uraian mengenai pengertian puisi diatas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah salah satu karya sastra yang disusun untuk mengekpresikan ide,gagasan, perasaan dan emosi penyair dengan menggunakan kata-kata yang indah, melebihi bahasa yang digunakan sehari-hari. Puisi mengandung unsur-unsur seni atau keindahan karena di dalam puisi terdapat kata-kata indah yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membuat para pembaca berkeinginan untuk membaca dan menyikap maksud yang tersirat. Selain itu, puisi mengekpresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan imajinasi dalam susunan yang berirama.



B.       Macam-macam bentu puisi
Menurut Waluyo (1991:135-144) dilihat dari cara penyair mengungkapkan isi/gagasan yang henak disampaikan puisi yang berjenis naratif,lirik dan deskriptif. Untuk lebih jelas lagi berikut akan diuraikan satu persatu.
   1)      Puisi Naratif
Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi naratif ada yang sederhana, sugestif dan kompleks. Yang termasuk dalam puisi ini adalah epik, romansa, balada dan syair.
   2)      Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan lirik atau gagasan pribadi penyair. Yang termasuk dalam puisi lirik adalah alegi,ode dan serenada.
   3)      Puisi deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi yang berisi kesan penyair terhadap keadaan atau peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Jenis puisi deskriptif antara lain : satire, kritik sosial dan puisi impriosionistik.

C.      Pengertian gaya bahasa
Gaya bahasa merupakan salah satu unsur  dari sebuah puisi. Gaya bahasa adalah cara khas menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis atau  lisan. Menurut HB Jassin, gaya bahasa adalah perihal memilih dan mempergunakan kata sesuai dengan isi yang mau disampaikan. Sedangkan menurut Nata Wijaya (1986:73), gaya bahasa adalah pernyataan dengan pola tertentu, sehingga mempunyai efek tersendiri terhadap pemerhati (pembaca dan pendengar).
Gaya bahasa  adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya. 

D.      Jenis-jenis gaya bahasa
Secara garis besar gaya bahasa dapat dibedakan menjadi empat kelompok, Yaitu :
1)      Gaya bahasa perbandingan;
2)      Gaya bahasa penegasan;
3)      Gaya bahasa sindiran;
4)      Gaya bahasa pertentangan.

1.  Gaya bahasa perbandingan
Sesuai dengan namanya gaya bahasa perbandingan adalah gaya bahasa yang berusaha membuat ungkapan dengan cara memperbandingkan suatu hal atau keadaan dengan hal atau keadaan yang lain.
Macam-macam gaya bahasa perbandingan:
a)  Gaya bahasa personifikasi;
Personifikasi adalah gaya bahasa yang menganggap benda-benda tak bernyawa mempunyai kegiatan, maksud dan nafsu seperti yang dimiliki manusia.
Contoh : “anak panah melangkah mencari mangsa”


b)  Gaya bahasa metafora;
Metafora adalah gaya bahasa yang memperbandingkan secara langsung sesuatu hal atau keadaan dengan hal atau keadaan lain yang memiliki sifat, keadaan, atau perbuatan yang sama.
Contoh : “dewi malam mulai memancarkan sinarnya”
c)  Gaya bahasa asosiasi;
Asosiasi adalah perbandingan terhadap suatu benda yang sudah disebutkan  sehingga menimbulkan asosiasi atau tanggapan dengan benda yang diperbandingkan itu, biasanya dinyatakan dengan kata bagai, seperti, laksana, bak, dan sebagainya.
Contoh : “hidupnya seperti biduk kehilangan kemudi”
d)  Gaya bahasa metonimia;
Metonimia adalah gaya bahasa yang menyamakan sepatah kata atau nama yang memiliki hubungan dengan suatu benda lain yang merupakan merek perusahaan atau perdagangan. Atau menyatakan sesuatu langsung menyebut namanya.
Contoh : “kami ke rumah nenek naik kijang”
e)  Gaya bahasa simbolik;
Simbolik adalah gaya bahasa yang menyamakan sepatah kata dengan kata atau nama benda lain.
Contoh : “orang-orang merebutkan kursi kepala desa yang kosong (jabatan)”
f)  Gaya bahasa tropen;
Tropen adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang tepat dan sejajar artinya dengan pengertian yang dimaksud.
Contoh : “tadi pagi temanku sudah terbang ke Sumatera”
g)  Gaya bahasa litotes;
Litotes adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang berlawanan arti atau mengurangi kenyataan untuk merendahkan diri sebagai gaya pelembut untuk mempersopan yang kena pada dirinya sendiri.
Contoh : “singgahlah ke gubuk kami! (padahal rumahnya seperti istana)”
h)  Gaya bahasa eufemisme;
Eufemisme adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata lain dari pengertian sebenarnya dengan maksud agar terdengar lebih sopan, agar jangan sampai melukai orang tersebut.
Contoh : “ maaf, saya mau kebelakang. (wc)”
i)  Gaya bahasa hiperbola;
Hiperbol adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu hal atau keadaan secara berlebihan menggunakan kata-kata yang mengandung makna lebih hebat dari arti atau rasa yang sebenarnya.
Contoh : “larinya secepat kilat”
j)  Gaya bahasa sinekdose;
Gaya bahasa ini dibedakan menjadi dua macam:
  1)      Pars pro toto, yaitu gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan atau sebagian, namun yang dimaksud untuk keseluruhan.
            Contoh : “kalau ke pasar belilah tiga ekor ayam”
   2)      Totem pro parte, yaitu gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk         sebagian, namun yang dimaksud untuk keseluruhan.
  Contoh : “desa itu diserang wabah flu burung”
k)  Gaya bahasa alusio;
Alusio adalah gaya bahasa yang memakai ungkapan, kiasan atau peribahasa yang sudah lazim dipakai orang.
Contoh : “ hidupnya seperti telur di ujung tanduk”
l)  Gaya bahasa antonomasia;
Antonomasia adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama orang dengan sebutan lain sesuai dengan ciri fisik dirinya atau watak orang tersebut, atau menyatakan sesuatu dengan menggunakan kata majemuk posesif.
Contoh : “apa si gendut sudah makan?”
m)  Gaya bahasa periphrasis;
Periphrasis adalah gaya bahasa yang dipakai dalam rangkaian tuturan secara keseluruhan.
Contoh : “si jago merah telah pergi, tinggal asap menyapu reruntuhan di pasar minggu”

2.   Gaya bahasa penegasan;
Gaya bahasa penegasan adalah gaya bahasa yang berusaha menekankan pengertian suatu kata atau ungkapan. Gaya bahasa penegasan ini dibagi menjadi :
a)        Gaya bahasa pleonasme;
Pleonasme adalah gaya bahasa yang menjelaskan sebuah kata yang sebenarnya tidak perlu dijelaskan lagi karena sudah jelas pengertiannya.
Contoh : “mereka mundur ke belakang”
b)    Gaya bahasa paralelisme;
Paralelisme adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan perulangan kata atau kelompok kata di depan atau di belakang.
Contoh : “ ia cantik, cerdas, penuh pengertian dan memiliki segalanya yang diperlukan oleh seorang lelaki”
c)        Gaya bahasa repetisi;
Repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang sepatah kata atau kelompok kata beberapa kali dalam kalimat yang berbeda.
Contoh : “bukan harta, bukan pangkat, bukan kecantikan, melainkan budi bahasalah yang menarik perhatian itu”
d)   Gaya bahasa tautologi;
Tautology adalah gaya bahasa yang mengulang sepatah kata atau sekelompok kata beberapa kali dalam sebuah kalimat.
Contoh : “disuruhnya aku bersabar, bersabar dan terus bersabar”
e)   Gaya bahasa klimaks;
Klimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin hebat atau makin memuncak.
Contoh : “ rakyat di kampung, di desa, di kota mengibarkan sang saka”
f)   Gaya bahasa antiklimaks;
Antikllimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut, makin lama makin melemah artinya.
Contoh : “jangankan berdiri, duduk, bergerak pun aku tak bisa”

g)   Gaya bahasa asindenton;
Asindenton adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan perincian tanpa kata sambung, atau menyatakan beberapa hal berturut-turut tanpa memakai kata-kata penghubung.
Contoh : “coba ambilkan bantal, selimut, untuk tamu kita”
h)   Gaya bahasa polisindenton;
Polisindenton adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan memakai kata penghubung atau kata sambung yang sama.
Contoh : “setelah makan dan berpakaian dan menghisap rokok sebatang barulah ia pergi.
i)   Gaya bahasa enumerasi;
Enumerasi adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyebutkan beberapa peristiwa yang membentuk kesatuan, dilukiskan bagian demi bagian supaya jelas.
Contoh : “kau tak tau siapa aku yang sebenarnya. Saya seorang yang hina, yang diusir keluarga, yang tidak mempunyai alamat pasti”
  j)   Gaya bahasa interupsi;
Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat sisipan di antara kalimat pokok, dengan maksud menjelaskan sesuatu dalam kalimat tersebut.
Contoh : “ia -suami yang dicintainya -gugur dalam pertempuran”
k)   Gaya bahasa retoris;
Retoris adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh : “mana mungkin orang mati hidup kembali”
l)    Gaya bahasa koreksio;
Koreksio adalah gaya bahasa yang berisi pembentukan apa yang diucapkan yang salah sebelumnya, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Contoh : “dia sakit ingatan, eh maaf, dia sakit demam”
m)   Gaya bahasa eksklamasio;
Eksklamasio adalah gaya bahasa yang memakai kata-kata seru tiruan bunyi untuk menegaskan maksud.
Contoh : “aduhai, indahnya pemandangan ini”
n)   Gaya bahasa elipsi.
Elipsi adalah gaya bahasa yang menghilangkan satu unsur atau beberapa kalimat, mungkin subyek, predikat, atau keterangan. Jadi gaya bahasa inni mempergunakan bentuk kalimat elips supaya penegasan jatuh pada kata-kata sisa yang disebutkan.
Contoh ; “rasain bekas tanganku! Mencuri lagi?”

3.      Gaya bahasa sindiran;
Gaya bahasa sindiran adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyindir orang lain, dari sindiran halus sampai pada sindiran kasar sebagai ungkapan perasaan tak senang atau marah. Gaya bahasa sindiran dibedakan menjadi tiga macam:
a)   Gaya bahasa ironi;
Ironi adalah gaya bahasa yang memakai kata-kata yang berlawanan dengan maksud sebenarnya.
Contoh : “cepat benar kau pulang, masih jam dua malam”
b)    Gaya bahasa sinisme;
Sinisme adalah gaya bahasa yang mirip dengan ironi, tetapi kata-kata yang dipergunakan agak kasar.
Contoh : “mual perutku melihat tampangmu”
c)    Gaya bahasa sarkasme.
Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar.
Contoh : “bangsat, berani benar kau menantangku!”

4.      Gaya bahasa pertentangan.
Gaya bahasa pertentangan adalah gaya bahasa yang diungkapkan dengan jalan mempertentangkan suatu hal atau keadaan.
Ragam gaya bahasa pertentangan yaitu:
a)        Gaya bahasa paradoks;
Paradox adalah gaya bahasa yang terlihat seolah-olah ada pertentangan.
Contoh : “di malam yang ramai ini, dia merasa kesepian”
b)   Gaya bahasa kontradiksi in terminis;
Kontradiksi in terminis adalah gaya bahasa yang berisi ungkapan yang bertentangan dengan apa yang disebutkan sebelumnya.
Contoh : “tahun ini semua anak naik kelas, kecuali Badru”
c)   Gaya bahasa antitesis.
Antitesis adalah gaya bahasa pertentangan yang mempergunakan paduan kata yang berlawanan arti.
Contoh : “tua-muda, besar-kecil, lelaki-perempuan, berkumpul di tanah lapang ini”

E. Peranan gaya bahasa dalam puisi
Gaya bahasa itu menghidupkan kalimat dan memberi gerak pada kalimat. gaya bahasa itu untuk menimbulkan reaksi tertentu, untuk menimbulkan tanggapan pikiran kepada pembaca (pradopo, 1987). Setiap pengarang biasanya mempunyai gaya bahasa sendiri, hal ini sesuai dengan sifat dan kegemaran masing-masing pengarang. Pengarang menggunakan gaya bahasa yang bermacam-macam untuk mengungkapkan pikiran dan pembacanya.gaya bahasa sebenarnya merupakan bagian dari diksi atau pilihan kata. Karena yang dibicarakan disini puisi maka diksi atau pilihan kata tersebut dilihat penggunaannya dalam sebuah puisi. Yang dipersoalkan adalah tepat tidaknya pemakaian kata, frase, dan kalimat untuk menggambarkan situasi tertentu dan maksud tertentu.
Untuk memahami dan menggunakan gaya bahasa yang baik, perlu mengetahui unsur-unsur yang  ada di dalamnya. Gaya bahasa yang baik harus mangandung tiga unsur yaitu: kejujuran,sopan santun, dan menarik (keraf,1987).
1.      Kejujuran
Dalam menggunakan gaya bahasa, anda dituntut untuk berlaku jujur terhadapnya. Kejujuran dalam bahasa berarti anda harus mengikuti aturan-aturan, kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Dalam mengungkapkan pikiran, anda perlu menggunakan kalimat yang panjang dan berbelit-belit yang menyulitkan pembaca untuk memahaminya, penggunaan kata-kata yang kurang tepat dan tidak terarah serta penggunaan kalimat  yang berbelit-belit adalah jalan untuk mengundang ketidak jujuran.
2.      Sopan-santun
Yang dimaksud dengan sopan-santun adalah memberi penghargaan atau menghormati orang yang diajak berbicara, khususnya pendengar atau pembaca.
3.      Menarik
Dalam penggunaan gaya bahasa, syarat kejujuran, kejelasan,  dan kesingkatan baru merupakan langkah awal, syarat lainya yang harus dipenuhi adalah penggunaan gaya bahasa tersebut menarik.
Tidak dapat dipungkiri bahwa gaya bahasa memainkan peranan yang penting dalam sebuah puisi. Gaya bahasa yang menjadikan karya itu hidup ,tidak kaku. Kalau gaya bahasa dipersembahkan dengan baik, indah dan sempurna menjadikan karya itu menarik dan memikat hati pembaca. Begitulah sebaliknya.
                                                                        BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
Gaya bahasa  adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya. Gaya bahasa dalam puisi merupakan salah satu unsur dari sebuah puisi, penyair menyampaikan ide, perasaan, dan pemikirannya dengan menggunakan bahasa yang dibuat sedemikian rupa sehingga tampak indah, dan penuh makna.

B.  Saran
Makalah ini penulis susun berdasarkan literatur yang penulis miliki. Mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi para penulis dan pembaca. Sebagai generasi penerus bangsa, terutama jurusan bahasa dan sastra Indonesia, mulailah dari sekarang untuk mengembangkan karya sastra dengan belajar berkarya dan terus berkarya.

                                             DAFTAR PUSTAKA
Muslihah, NN. 2006. Bahan Ajar Apresiasi Puisi. Lubuklinggau: STKIP-PGRI.
Pradopo Rachmat Djoko, dkk. 2001. Buku Materi Pokok “Puisi”.
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka www. Artikelkita.com.
 Tarigan.HG. 1986. Prinsif-prinsif dasar sastra. Bandung : Angkasa
Waluyo, Henan.2005. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : Erlangga
www.meylanasari.blogspot.comhttp://meylanasari.blogspot.co.id/2017/01/peranan-gaya-bahasa-dalam-puisi.html



  


EmoticonEmoticon