PERANAN GAYA BAHASA
DALAM PUISI
Disusun Oleh
Nama : Kristia Ningsih
NPM : 2012063
Kelas : III B
Mata Kuliah : Seminar Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Dra. Nur Nisai Muslihah,M.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat serta nikmat-Nya yang berupa kesehatan dan kesempatan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Puisi merupakan karya sastra yang
sangat indah dengan gaya bahasa yang
menarik. Adapun judul makalah ini adalah “Peranan Gaya Bahasa dalam
Puisi” tepat waktu dengan berpedoman pada berbagai literatur.
Dalam
kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang
membantu terselesainya makalah ini, terutama kepada ibu Dra. Nur Nisai
Muslihah, M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah seminar bahasa indonesia. Akhirnya saran dan kritik pembaca sangat
penulis harapkan untuk mewujutkan kesempurnaan dari makalah ini.
Tugumulyo,
19 November 2015
Penulis
Kristia Ningsih
NPM: 2012063
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang...................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah.............................................................................................. 2
C.
Tujuan dan Manfaat........................................................................... ................3
D.
Prosedur Pemecahan Masalah........................................................... .................4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Puisi................................................................................................. 4
B.
Macam-macam Puisi.......................................................................... ................5
C.
Pengertian Gaya Bahasa..................................................................... ................5
D.
Jenis-jenis gaya bahasa........................................................................................6
E.
Peranan gayabahasa dalam puisi ........................................................................14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan........................................................................................................16
B.
Saran................................................................................................. ...............16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif. Sastra
adalah penggunaan bahasa yang indah, yang berguna menandakan hal-hal lain
(Taum, 1997:13). Secara umum karya sastra dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
prosa,drama dan puisi.
Menulis
puisi merupakan suatu kegiatan seorang “intelektual”, yakni kegiatan yang
menuntut seorang harus benar-benar cerdas, harus benar-benar menguasai bahasa,
luas wawasannya, sekaligus peka perasaannya. Pradopo (2007:314)
berpendapat bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi tidak langsung. Puisi juga merupakan ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, ataupun narasi (cerita, penceritaan). Dalam kegiatan mengekspresikan karya sastra, selain memahami isi dan bentuk, juga harus sampai pada menanggapi peristiwa dan pelaku secara emotif dan merasakan serta menemukan keindahan bahasa pengarang. Salah satu cara pengarang mengekspresikan keindahan karangannya yaitu dengan gaya bahasa.
berpendapat bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi tidak langsung. Puisi juga merupakan ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, ataupun narasi (cerita, penceritaan). Dalam kegiatan mengekspresikan karya sastra, selain memahami isi dan bentuk, juga harus sampai pada menanggapi peristiwa dan pelaku secara emotif dan merasakan serta menemukan keindahan bahasa pengarang. Salah satu cara pengarang mengekspresikan keindahan karangannya yaitu dengan gaya bahasa.
Terdapat empat macam jenis kelompok gaya
bahasa yaitu: (1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa penegasan, (3) gaya
bahasa pertentangan, dan (4) gaya bahasa sindiran. gaya bahasa perbandingan
adalah gaya bahasa yang bertujuan untuk membandingkan, yang termasuk
majas ini diantaranya metafora, litotes, hiperbola, alusio, dan sebagainya. gaya
bahasa penegasan adalah gaya bahasa yang betujuan untuk menegaskan
sesuatu, yang termasuk gaya bahasa ini diantaranya adalah antiklimaks,
anaphora, koreksio, dan sebagainya. gaya bahasa pertentangan
adalah gaya bahasa yang bertujuan untuk mempertentangkan sesuatu,
yang termasuk gaya bahasa ini diantaranya paradoks, antithesis, okupasi, dan
sebagainya. gaya bahasa sindiran adalah gaya bahasa yang bertujan
untuk menyindir, yang termasuk majas ini diantaranya ironi, sinisme, dan
sarkasme.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah :
1.
Apakah
pengertian sastra ?
2.
Apasajakah
macam-macam ?
3.
Apakah
yang dimaksud dengan gaya bahasa?
4.
Apa saja
jenis-jenis gaya bahasa ?
5.
Bagaimana
peranan gaya bahasa dalam puisi ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
pada rumusan masalah diatas makalah ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui
pegertian puisi
2.
Mengetahui macam-macam bentuk puisi,
3.
Mengetahui pengertian gaya bahasa,
4.
Mengetahui jenis-jenis gaya bahasa,
5.
Mengetahui peranan gaya bahasa dalam puisi.
D.
Prosedur
Pemecahan Masalah
Untuk menjawab permasalah yang timbul, maka penulis mengunakan metode studi
pustaka dari berbagai sumber buku yang ditulis oleh para penulis terbaik, mengenai sastra puisi dan gaya
bahasa yang digunakan oleh para penyair untuk memperindah karyanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Puisi
Menurut Waluyo (2005:1) Pengertian puisi adalah karya sastra yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata
kias (imajinatif). Kata-kata betul-betul dipilih agar memiliki kekuatan
pengucapan. Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan. Kata-kata yang digunakan
berima dan memiliki makna konotatif atau bergaya figuratif. Sedangkan Pradopo (2007:314) Berpendapat bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi
tidak langsung. Puisi juga merupakan ucapan ke inti pati masalah, peristiwa,
ataupun narasi (cerita, penceritaan).
Setelah kita
baca uraian mengenai pengertian puisi diatas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah
salah satu karya sastra yang disusun untuk mengekpresikan ide,gagasan, perasaan
dan emosi penyair dengan menggunakan kata-kata yang indah, melebihi bahasa yang
digunakan sehari-hari. Puisi mengandung unsur-unsur seni atau keindahan karena
di dalam puisi terdapat kata-kata indah yang dirangkai sedemikian rupa sehingga
membuat para pembaca berkeinginan untuk membaca dan menyikap maksud yang
tersirat. Selain itu, puisi mengekpresikan pemikiran yang membangkitkan
perasaan imajinasi dalam susunan yang berirama.
B.
Macam-macam bentu puisi
Menurut Waluyo (1991:135-144) dilihat dari cara penyair mengungkapkan
isi/gagasan yang henak disampaikan puisi yang berjenis naratif,lirik dan
deskriptif. Untuk lebih jelas lagi berikut akan diuraikan satu persatu.
1)
Puisi
Naratif
Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan
penyair. Puisi naratif ada yang sederhana, sugestif dan kompleks. Yang termasuk
dalam puisi ini adalah epik, romansa, balada dan syair.
2)
Puisi
Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan lirik atau gagasan pribadi
penyair. Yang termasuk dalam puisi lirik adalah alegi,ode dan serenada.
3)
Puisi
deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi yang berisi kesan penyair terhadap keadaan
atau peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Jenis
puisi deskriptif antara lain : satire, kritik sosial dan puisi impriosionistik.
C.
Pengertian gaya bahasa
Gaya bahasa merupakan salah satu unsur dari sebuah puisi. Gaya
bahasa adalah cara khas menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis
atau lisan. Menurut HB Jassin, gaya bahasa adalah perihal memilih
dan mempergunakan kata sesuai dengan isi yang mau disampaikan. Sedangkan
menurut Nata Wijaya (1986:73), gaya bahasa adalah pernyataan dengan pola
tertentu, sehingga mempunyai efek tersendiri terhadap pemerhati (pembaca dan
pendengar).
Gaya bahasa adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini
terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan
makna yang sebenarnya.
D. Jenis-jenis gaya bahasa
Secara garis
besar gaya bahasa dapat dibedakan menjadi empat kelompok, Yaitu :
1)
Gaya bahasa
perbandingan;
2)
Gaya bahasa
penegasan;
3)
Gaya bahasa
sindiran;
4)
Gaya bahasa
pertentangan.
1. Gaya bahasa perbandingan
Sesuai
dengan namanya gaya bahasa perbandingan adalah gaya bahasa yang berusaha
membuat ungkapan dengan cara memperbandingkan suatu hal atau keadaan dengan hal
atau keadaan yang lain.
Macam-macam
gaya bahasa perbandingan:
a) Gaya
bahasa personifikasi;
Personifikasi
adalah gaya bahasa yang menganggap benda-benda tak bernyawa mempunyai kegiatan,
maksud dan nafsu seperti yang dimiliki manusia.
Contoh :
“anak panah melangkah mencari mangsa”
b) Gaya
bahasa metafora;
Metafora
adalah gaya bahasa yang memperbandingkan secara langsung sesuatu hal atau
keadaan dengan hal atau keadaan lain yang memiliki sifat, keadaan, atau
perbuatan yang sama.
Contoh :
“dewi malam mulai memancarkan sinarnya”
c) Gaya
bahasa asosiasi;
Asosiasi
adalah perbandingan terhadap suatu benda yang sudah disebutkan sehingga menimbulkan asosiasi atau tanggapan
dengan benda yang diperbandingkan itu, biasanya dinyatakan dengan kata bagai,
seperti, laksana, bak, dan sebagainya.
Contoh :
“hidupnya seperti biduk kehilangan kemudi”
d)
Gaya bahasa metonimia;
Metonimia
adalah gaya bahasa yang menyamakan sepatah kata atau nama yang memiliki
hubungan dengan suatu benda lain yang merupakan merek perusahaan atau
perdagangan. Atau menyatakan sesuatu langsung menyebut namanya.
Contoh :
“kami ke rumah nenek naik kijang”
e)
Gaya bahasa simbolik;
Simbolik
adalah gaya bahasa yang menyamakan sepatah kata dengan kata atau nama benda
lain.
Contoh :
“orang-orang merebutkan kursi kepala desa yang kosong (jabatan)”
f)
Gaya bahasa tropen;
Tropen
adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang tepat dan sejajar artinya
dengan pengertian yang dimaksud.
Contoh :
“tadi pagi temanku sudah terbang ke Sumatera”
g) Gaya
bahasa litotes;
Litotes
adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang berlawanan arti atau
mengurangi kenyataan untuk merendahkan diri sebagai gaya pelembut untuk
mempersopan yang kena pada dirinya sendiri.
Contoh :
“singgahlah ke gubuk kami! (padahal rumahnya seperti istana)”
h) Gaya
bahasa eufemisme;
Eufemisme
adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata lain dari pengertian sebenarnya
dengan maksud agar terdengar lebih sopan, agar jangan sampai melukai orang
tersebut.
Contoh : “
maaf, saya mau kebelakang. (wc)”
i) Gaya
bahasa hiperbola;
Hiperbol
adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu hal atau keadaan secara berlebihan
menggunakan kata-kata yang mengandung makna lebih hebat dari arti atau rasa
yang sebenarnya.
Contoh :
“larinya secepat kilat”
j) Gaya
bahasa sinekdose;
Gaya bahasa
ini dibedakan menjadi dua macam:
1) Pars pro
toto, yaitu gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan atau sebagian, namun yang
dimaksud untuk keseluruhan.
Contoh
: “kalau ke pasar belilah tiga ekor ayam”
2) Totem pro
parte, yaitu gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian, namun yang dimaksud untuk
keseluruhan.
Contoh : “desa
itu diserang wabah flu burung”
k) Gaya
bahasa alusio;
Alusio
adalah gaya bahasa yang memakai ungkapan, kiasan atau peribahasa yang sudah
lazim dipakai orang.
Contoh : “
hidupnya seperti telur di ujung tanduk”
l)
Gaya bahasa antonomasia;
Antonomasia
adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama orang dengan sebutan lain sesuai
dengan ciri fisik dirinya atau watak orang tersebut, atau menyatakan sesuatu
dengan menggunakan kata majemuk posesif.
Contoh :
“apa si gendut sudah makan?”
m) Gaya
bahasa periphrasis;
Periphrasis
adalah gaya bahasa yang dipakai dalam rangkaian tuturan secara keseluruhan.
Contoh : “si
jago merah telah pergi, tinggal asap menyapu reruntuhan di pasar minggu”
2. Gaya bahasa penegasan;
Gaya bahasa
penegasan adalah gaya bahasa yang berusaha menekankan pengertian suatu kata
atau ungkapan. Gaya bahasa penegasan ini dibagi menjadi :
a)
Gaya bahasa pleonasme;
Pleonasme
adalah gaya bahasa yang menjelaskan sebuah kata yang sebenarnya tidak perlu
dijelaskan lagi karena sudah jelas pengertiannya.
Contoh :
“mereka mundur ke belakang”
b) Gaya
bahasa paralelisme;
Paralelisme
adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan perulangan kata atau kelompok
kata di depan atau di belakang.
Contoh : “
ia cantik, cerdas, penuh pengertian dan memiliki segalanya yang diperlukan oleh
seorang lelaki”
c)
Gaya bahasa repetisi;
Repetisi
adalah gaya bahasa yang mengulang sepatah kata atau kelompok kata beberapa kali
dalam kalimat yang berbeda.
Contoh :
“bukan harta, bukan pangkat, bukan kecantikan, melainkan budi bahasalah yang
menarik perhatian itu”
d) Gaya
bahasa tautologi;
Tautology
adalah gaya bahasa yang mengulang sepatah kata atau sekelompok kata beberapa
kali dalam sebuah kalimat.
Contoh :
“disuruhnya aku bersabar, bersabar dan terus bersabar”
e) Gaya
bahasa klimaks;
Klimaks
adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin
hebat atau makin memuncak.
Contoh : “
rakyat di kampung, di desa, di kota mengibarkan sang saka”
f) Gaya bahasa antiklimaks;
Antikllimaks
adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut, makin lama
makin melemah artinya.
Contoh :
“jangankan berdiri, duduk, bergerak pun aku tak bisa”
g)
Gaya bahasa asindenton;
Asindenton
adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan perincian tanpa kata sambung,
atau menyatakan beberapa hal berturut-turut tanpa memakai kata-kata penghubung.
Contoh :
“coba ambilkan bantal, selimut, untuk tamu kita”
h)
Gaya bahasa polisindenton;
Polisindenton
adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan memakai
kata penghubung atau kata sambung yang sama.
Contoh :
“setelah makan dan berpakaian dan menghisap rokok sebatang barulah ia pergi.
i) Gaya
bahasa enumerasi;
Enumerasi
adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyebutkan beberapa peristiwa yang
membentuk kesatuan, dilukiskan bagian demi bagian supaya jelas.
Contoh :
“kau tak tau siapa aku yang sebenarnya. Saya seorang yang hina, yang diusir
keluarga, yang tidak mempunyai alamat pasti”
j) Gaya bahasa interupsi;
Interupsi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat sisipan di
antara kalimat pokok, dengan maksud menjelaskan sesuatu dalam kalimat tersebut.
Contoh : “ia
-suami yang dicintainya -gugur dalam pertempuran”
k) Gaya bahasa retoris;
Retoris
adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat tanya yang tidak memerlukan
jawaban.
Contoh :
“mana mungkin orang mati hidup kembali”
l) Gaya bahasa koreksio;
Koreksio
adalah gaya bahasa yang berisi pembentukan apa yang diucapkan yang salah
sebelumnya, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Contoh :
“dia sakit ingatan, eh maaf, dia sakit demam”
m)
Gaya bahasa eksklamasio;
Eksklamasio
adalah gaya bahasa yang memakai kata-kata seru tiruan bunyi untuk menegaskan
maksud.
Contoh :
“aduhai, indahnya pemandangan ini”
n)
Gaya bahasa elipsi.
Elipsi
adalah gaya bahasa yang menghilangkan satu unsur atau beberapa kalimat, mungkin
subyek, predikat, atau keterangan. Jadi gaya bahasa inni mempergunakan bentuk
kalimat elips supaya penegasan jatuh pada kata-kata sisa yang disebutkan.
Contoh ;
“rasain bekas tanganku! Mencuri lagi?”
3. Gaya bahasa sindiran;
Gaya bahasa
sindiran adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyindir orang lain, dari
sindiran halus sampai pada sindiran kasar sebagai ungkapan perasaan tak senang
atau marah. Gaya bahasa sindiran dibedakan menjadi tiga macam:
a)
Gaya bahasa ironi;
Ironi adalah
gaya bahasa yang memakai kata-kata yang berlawanan dengan maksud sebenarnya.
Contoh :
“cepat benar kau pulang, masih jam dua malam”
b)
Gaya bahasa sinisme;
Sinisme
adalah gaya bahasa yang mirip dengan ironi, tetapi kata-kata yang dipergunakan
agak kasar.
Contoh :
“mual perutku melihat tampangmu”
c)
Gaya bahasa sarkasme.
Sarkasme
adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar.
Contoh :
“bangsat, berani benar kau menantangku!”
4. Gaya bahasa pertentangan.
Gaya bahasa
pertentangan adalah gaya bahasa yang diungkapkan dengan jalan mempertentangkan
suatu hal atau keadaan.
Ragam gaya
bahasa pertentangan yaitu:
a)
Gaya bahasa paradoks;
Paradox
adalah gaya bahasa yang terlihat seolah-olah ada pertentangan.
Contoh : “di
malam yang ramai ini, dia merasa kesepian”
b)
Gaya bahasa kontradiksi in terminis;
Kontradiksi
in terminis adalah gaya bahasa yang berisi ungkapan yang bertentangan dengan
apa yang disebutkan sebelumnya.
Contoh :
“tahun ini semua anak naik kelas, kecuali Badru”
c) Gaya bahasa antitesis.
Antitesis
adalah gaya bahasa pertentangan yang mempergunakan paduan kata yang berlawanan
arti.
Contoh :
“tua-muda, besar-kecil, lelaki-perempuan, berkumpul di tanah lapang ini”
E. Peranan
gaya bahasa dalam puisi
Gaya bahasa itu
menghidupkan kalimat dan memberi gerak pada kalimat. gaya bahasa itu untuk
menimbulkan reaksi tertentu, untuk menimbulkan tanggapan pikiran kepada pembaca
(pradopo, 1987). Setiap pengarang biasanya mempunyai gaya bahasa sendiri, hal
ini sesuai dengan sifat dan kegemaran masing-masing pengarang. Pengarang
menggunakan gaya bahasa yang bermacam-macam untuk mengungkapkan pikiran dan
pembacanya.gaya bahasa sebenarnya merupakan bagian dari diksi atau pilihan
kata. Karena yang dibicarakan disini puisi maka diksi atau pilihan kata
tersebut dilihat penggunaannya dalam sebuah puisi. Yang dipersoalkan adalah
tepat tidaknya pemakaian kata, frase, dan kalimat untuk menggambarkan situasi
tertentu dan maksud tertentu.
Untuk memahami dan
menggunakan gaya bahasa yang baik, perlu mengetahui unsur-unsur yang ada di dalamnya. Gaya bahasa yang baik harus
mangandung tiga unsur yaitu: kejujuran,sopan santun, dan menarik (keraf,1987).
1. Kejujuran
Dalam menggunakan gaya bahasa, anda dituntut untuk berlaku jujur
terhadapnya. Kejujuran dalam bahasa berarti anda harus mengikuti aturan-aturan,
kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Dalam mengungkapkan pikiran, anda
perlu menggunakan kalimat yang panjang dan berbelit-belit yang menyulitkan
pembaca untuk memahaminya, penggunaan kata-kata yang kurang tepat dan tidak
terarah serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit adalah jalan
untuk mengundang ketidak jujuran.
2. Sopan-santun
Yang dimaksud dengan sopan-santun adalah memberi penghargaan atau
menghormati orang yang diajak berbicara, khususnya pendengar atau pembaca.
3. Menarik
Dalam penggunaan gaya bahasa, syarat kejujuran, kejelasan, dan
kesingkatan baru merupakan langkah awal, syarat lainya yang harus dipenuhi
adalah penggunaan gaya bahasa tersebut menarik.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa gaya bahasa memainkan peranan yang penting dalam
sebuah puisi. Gaya bahasa yang menjadikan karya itu hidup ,tidak
kaku. Kalau gaya bahasa dipersembahkan dengan baik, indah dan
sempurna menjadikan karya itu menarik dan memikat hati pembaca. Begitulah
sebaliknya.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Gaya bahasa adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini
terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan
makna yang sebenarnya. Gaya bahasa dalam puisi
merupakan salah satu unsur dari sebuah puisi, penyair menyampaikan ide,
perasaan, dan pemikirannya dengan menggunakan bahasa yang dibuat sedemikian
rupa sehingga tampak indah, dan penuh makna.
B. Saran
Makalah ini penulis
susun berdasarkan literatur yang penulis miliki. Mudah-mudahan tugas ini dapat
bermanfaat bagi para penulis dan pembaca. Sebagai generasi penerus bangsa,
terutama jurusan bahasa dan sastra Indonesia, mulailah dari sekarang untuk
mengembangkan karya sastra dengan belajar berkarya dan terus berkarya.
DAFTAR
PUSTAKA
Muslihah, NN. 2006. Bahan Ajar Apresiasi Puisi. Lubuklinggau:
STKIP-PGRI.
Pradopo Rachmat Djoko, dkk. 2001. Buku Materi Pokok “Puisi”.
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka www.
Artikelkita.com.
Tarigan.HG. 1986. Prinsif-prinsif
dasar sastra. Bandung : Angkasa
Waluyo, Henan.2005. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : Erlangga
www.meylanasari.blogspot.comhttp://meylanasari.blogspot.co.id/2017/01/peranan-gaya-bahasa-dalam-puisi.html
www.meylanasari.blogspot.comhttp://meylanasari.blogspot.co.id/2017/01/peranan-gaya-bahasa-dalam-puisi.html
EmoticonEmoticon