tetapi penaku memaksa ku untuk menulis entah dari mana aku hendak
menulis surat ini untukmu...
aku menulis surat ini tidak untuk di balas aku mencurahkan isi
hatiku untukmu betapa besar nya aku menyayangai mu
aku menulis surat ini dengan meratap kesedihan dan kejatuhan air
mata yang mengalir tak terhingga. setiap ku mengingatmu. aku hanya bisa berdoa
mengobati rasa rindu ku kepada mu.
satu permintaanku kepada mu jangan sia - siakan orang yang
menyayangai dan mencintaimu dan jangan mencewakan hati orang
lain yang ingin
berlindung kepada mu
Alamat Blogger 👉 http://grahabulan.blogspot.co.id
Alamat Youtube 👉 https://www.youtube.com/watch?v=g9U7xIwk8Bs
Alamat Youtube 👉 https://www.youtube.com/watch?v=g9U7xIwk8Bs
Aku ingin menjadi sepi yang
bersemayam di kedalaman hati; milikmu, tentu saja.
Aku keliru, melupakanmu tak
semudah mengganti baju.
Sehening apa pun kita, selalu
saja ada suara, ialah detak rindu, yang paling setia menunggu.
Pada mentari yang menyambut pagi,
pada kicauan burung yang setia menyapa, mengapa rindu masih tertahan pada rasa
yang sama.
Kau buang kemana kunci rumahku,
hingga tak ada yang dapat masuk; selain kamu.
Info Iklan
http://grahabulan.blogspot.co.id
Info Iklan
http://grahabulan.blogspot.co.id
Untuk pagi ini, rindu dan temu
masih belum ingin bersekutu. Maka sekali lagi, hati dipaksa untuk berbesas
sabar, lagi.
Airmata kembali menyapaku, ketika
pena mulai menuliskan sajak tentang rindu.
Sekali-sekali aku ingin
meredupkan seluruh cahaya di hatimu. Agar kau tau
gelapnya perasaanku saat
engkau meninggalkanku.
Rindu adalah pelanggan setia,
Saat sepi menjadi bintang utamanya.
Senyummu begitu mempesona; Dari
dasar jurang luka, kau bangunkan rasa yang disebut cinta.
Jika rasa ini sesat, biarkan
kumengembarakan nikmat, walaupun hanya sesaat.
Kupeluk sunyi sebatas janji,
segaris larik pada puisi; di sudut
Setia itu tentang penantian. Tapi
kamu tak suka menunggu; lalu kita menjadi sekian, sebab aku berlalu.
Tuhan, bunuh aku sekarang juga.
Aku tak mau lihat manusia bangga
akan dosa.
Jika ini penantian, maka hujan
adalah air mata kesedihan -- Ratapan langit karna sebuah ketulusan
disia-siakan.
Bantu aku untuk membenci waktu,
karena disaat bersamaan – Aku terlalu merindukanmu.
Barangkali, Tuhan telah beri dua
jalan yang harus kulakukan. Dan kupilih jalan kecil tiada kecemasan.
Di suatu zaman, kebahagiaan
adalah saat di mana perang hilang, dan kasih sayang kembali terbilang.
Perkara perihnya luka; biarlah
doa yang meminta, Tuhan yang menyembuhkan kita.
Di matamu tiada lagi air mata
setelah kutanam cinta. Dan aku tumbuh di dalamnya tanpa luka.
Sejak cinta tiada dari kita, aku
dan kau kerap bertukar luka
dengan airmata.
Gadis itu sangat lucu -- Entah
kenapa; Aku ingin memburu, senyumnya yang buatku merindu.
Dihatimu aku ingin
bermetamorfosa; menjadi seekor kupu-kupu yang melingkari kebahagiaanmu.
Ada senyum yang buatku lupa, saat
dimana luka berada dan rindu tak lagi menyapa.
Bersama embun; kutitipkan rindu,
biarkan ia membawa pilu sepeninggalnya waktu.
Aku akan tiba -- di sebuah puisi;
dimana hanya ada tangisanmu yang melingkari angka-angka arloji.
Aku ingin mengunjungi pasar malam
di kepalamu dan membeli baju baru untuk puisiku.
Kelak, jika waktuku tiba. Aku
hanya ingin satu, mati dipelukanmu.
Entah, aku melihat di matamu ada
kesunyian, seperti air yang diam, saat kita bertemu malam.
Senyum kecil akan senang merayap
di wajahku, bila kamu menuliskan puisimu, tepat di ulu hatiku.
Ada melodi lain yang lebih dari
merdu; sapaanmu.
EmoticonEmoticon